Pilpres 2019 "55:45" oleh Canny Watae
kopas dari twitter @CannyWatae
2. Benarkah suara rakyat murni begitu?
3. Pendapat saya...
4. Cogito, ergo sum
5. Maksa....
6. Fase pembenaman opini... case 1
7. Pembenaman opini, lanjut...
(https://news.detik.com/berita/d-4494244/survei-lsi-denny-ja-selisih-elektabilitas-jokowi-dan-prabowo-20)
Tambahan:
====
8. Pembenaman opini....lanjutan
9. Benang Merah, case 1
10. Pembenaman opini....case 2
11. Pembenaman opini... Case 2, lanjut
(http://www.roymorgan.com/findings/7934-indonesian-vote-april-2-2019-201904020627)
12. Pembenaman opini... Case 2.... lanjuuuut
13. Ngos2an membenamkan opini skor 55;45 Nasional, tapi "gagal" memprediksi perilaku elemen Daerah...
14. Roy hanya memotret situasi di 17 Provinsi (50% dari keseluruhan Provinsi di Indonesia)... Benar jumlah pemilih di 17 Provinsi itu BESAR. Tetapi INTENSI memilih di tiap Provinsi faktor pemberi pengaruhnya BEDA.
18. Fakta, di kampung sendiri Roy meleset... barusan lho... bulan lalu (Mei 2019).
Lanjut yaaa... kita masuk ke bagian Quick Count 19. QC di Indonesia, khususnya Pilpres... Terlalu menyederhanakan diri..
22. QC di Pilpres Indonesia 2019 --> Daftar TPS Lengkap masih berubah hanya beberapa hari jelang Hari H. Terlalu "hebat" bagi Penyelenggara QC kalau bisa merespon dengan kesiapan lapangan mereka. Negara ini terlalu LUAS dan Populasi teramat BESAR utk sebuah fast & quick response
(https://news.detik.com/berita/d-4501983/kpu-dpt-pemilu-hasil-perbaikan-bertambah-jadi-192-juta-orang-lebih)
23. Conflict of Interest tak bisa dihindari apabila Lembaga Survey Komersil mlakukan Survey Opini (elektabilitas) pra-pencoblosan skaligus mlakukan QC pd Hari-H. Kcenderungan Hasil QC=Hasil Survey Opini sgt besar. Prinsip efisiensi komersil: lokasi Survey Opini = Titik sampel QC
24. QC untuk event Pilpres di Indonesia sebenarnya sangat beresiko. Resiko meleset, plus, bagi yang kuasai ilmu Intelijen, akan menjadi powerful tool untuk memenangkan kontestasi.
25. Indonesia tanah air beta. Sungguh luas,populasi voter sgt besar. Pnerapan QC utk event Pemilu Nasional sgt rawan manipulasi. Pngecekan validitas sampel di remote area sgt susah. Jgnkan pngecekan pihak kedua, lha wong data sj bisa nggak nyampe ke pihak pertama (Penyelenggara)
(26). Substansix, QC itu Parallel Vote Tabulation (PVT). P'hitungan Suara oleh pihak di luar Pnyelenggara Pemilu. Dgn kaidah ilmiah yg benar2 diikuti, QC itu benar akurat. Sebalikx, apabila QC-nya brantakan namun Real Count nya mirip Hasil QC, maka ada yg sesuatu yang "SALAH".
27. Sekarang kita masuk Studi Kasus: Indikator
28. Cacat Pada QC Indikator
29. Laporan Data-masuk tidak konsisten
30. Lagi, Laporan Data-masuk tidak konsisten
32. Berikutnya, QC LSI Denny JA
33. Laporan QC LSI Denny JA, layaknya produk Public Relation belaka
37. QC kok pake data versi revisi? Aya aya wae...
[Besok kita lanjut ke QC lemabag berikutnya ya... dan terus nanti sampai ke bagian situng, rekap, dan perbandingan2 hasil antara QC-Situng-Rekap. Intinya, dengan SUMBER yang sama, yaitu Event Pilpres 2019, kejanggalan pasti terlihat dan mudah dilokalisir di mana saja "main"nya.]
[Pserta Pemilu yg myakini Pemilu dselenggarakan Jujur& Adil, krn dari sonox asasx dmikian, tdk akan memusingkan ada tidakx saksi d TPS. Kjujuran&Keadilan dlm menghitung & mengelola suara sdh diserahkan sepenuhx kpd Pnyelenggara Pemilu. Selebihnya di http://cannywatae.blogspot.com ]
===
39. Studi QC Charta Politik, si pembuka tabir :)
42. Masih Kilas balik
44. Studi QC Charta Politika
45. Lanjut, studi QC Charta
46. Ah... mosok sih HOMOGEN Voting Behaviour?
47. Kenyataannya, Charta-nya sendiri bilang TIDAK :)
[Itu baru setengah dari pemaparan... Nanti dilanjut dengan perilaku Situng. Dikomparasi dengan Rekap. Di"supervise" lagi dengan QC.
Tiga barang ini semestinya kembar tiga identik. Salah satunya ngaco, ya ngaco semua...]
[Agar KPU sendiri bisa yakin dgn reliabilitas&validitas Hasil Hitung Pilpres, ada 3 titik triangulasi data: Situng, Rekap, C1 Plano.
Tapi boro2 triangulasi. Wong setingkat di bawahx (Kontrol) aja keteteran. Rekap dikontrol Situng, gak jalan. Wong Rekapx selesai Situngx gak finish2]
[FB beri ksempatan bagi sy mengunduh kseluruhan isi profile sjk sy menggunakan thn 2008. Cukup fair. Sepertix pnonaktifan akun sy tdk ada kaitan dgn kantor pusat FB di US. Saudara sebangsa sendiri yg tak kuat berdemokrasi yang berangus "nyawa" sy di platform medsos itu. Shameonyou]
48. Kejanggalan yang mencolok hari itu...
[https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190417183337-32-387372/hasil-quick-count-5-lembaga-di-atas-75-persen-jokowi-unggul]
49. Apa sih ukuran Kredibilitas QC? Nama (besar) lembaga? No. Kredibel tidaknya suatu QC bukan diltentukan oleh nama (besar) pollster.. Tetapi dari pemeriksaan QC dimaksud. Dieksaminasi, bahasanya.
50. Kredibilitas QC tidak diukur dari COCOK-TIDAK nya dengan HASIL HITUNG NYATA KPU. Ini contoh QC yang menurut saya TIDAK KREDIBEL. Justru menjadi pertanyaan besar apabila Hasil Hitung Nyata berada dalam ruang proyeksi QC yang tidak kredibel.
51. Pake mikroskop matematika...
52. Contoh lain, melihat kredibilitas QC.. Masih dari event 2014 lalu
53. Mudah bagi Pollster untuk bersembunyi di balik "kesalahan algoritma"...
54. Ayo kita periksa...
56. Lha, VERSI yang BENAR ternyata SALAH jugakkk???
https://twitter.com/CannyWatae/status/1138375954890289153
57.. lanjut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar